13/12/2015
Mendikbud Ajak Para Guru Bahasa Serta Media Massa Kembangkan Kosakata KBBI Dengan Bahasa Daerah
JAKARTA - Apakah anda pernah mendengar kata “tsunami” ? Kata tersebut cukup familiar bagi masyarakat Indonesia.Namun, ada kata lain yang lebih familiar menurut masyarakat aceh yang selama ini orang awam ketahui “tsunami” sebagai pilihan kata paling umum.
"Tsunami itu Bahasa Acehnya smong, s, m, o, n, g. Tapi, yang selama ini kita kenal tsunami. Padahal, di Aceh sendiri, ada sebutan smong. Bayangkan, jika media memakai kata smong, orang akan bingung, tapi di sana kesempatan kita memperkenalkan kekayaan bahasa daerah di Indonesia." ujar Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu 12 Desember 2015.
Kemudian Anies Baswedan juga membahas penggunaan kata “santai”. Kata “santai” sendiri merupakan Bahasa Komering, bahasa asli daerah Sumatera Selatan. Pada waktu itu, ada seorang wartawan yang bingung mengungkapkan istilah “rileks” dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
Istilah “rileks” adalah serapan kata “rilex” yang berasal dari Bahasa Inggris. Setelah melakukan pertimbangan pada rapat redaksional, akhirnya diputuskan untuk mengganti penggunaan kata “rileks” dengan kata “santai”.
Sejak saat itu kata “santai” digunakan terus hingga saat ini dan semua orang mengenalnya. Menurut data dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kosakata Bahasa Indonesia di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hanya berjumlah 23.000 pada tahun 1953.
Dan selama 62 tahun, barulah Bahasa Indonesia memiliki 92.000 kosakata. Jumlah dari kosakata tersebut masih belum ditambah dengan beragam bahasa daerah yang ada di Indonesia.
"Bahasa Indonesia perkembangan bahasa per tahun 8.500 kosakata. Bahasa daerah belum dimanfaatkan untuk memperkaya Bahasa Indonesia. Kata jatuh ada 24 jenis di Bahasa Sunda, kata tsunami sama dengan smong. Kita tidak memilih pakai bahasa daerah," terang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sendiri masih banyak menemukan para ahli atau guru bahasa yang sangat ketat menerapkan aturan seputar bahasa, sehingga hal tersebut menjadikan bahasa daerah dianggap bukan menjadi bahasa yang baku.
Terakhir, Anies Baswedan menegaskan bahwa bahasa itu bukan masalah benar atau tidak, melainkan sebuah kesepakatan.
"Jadi, gunakan kosakata daerah. Biarkan orang mengerutkan dahinya. Saran saya, pakai bahasa daerah lewat blog-blog kalian. Melalui para blogger dan media massa, saya yakin, kosakata Bahasa Indonesia bisa bertambah hingga 200.000 kosakata dalam waktu empat tahun." Terang Anies Baswedan.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment