19/12/2015
Menteri Pendidikan : "Reward And Punishment" sudah kuno, Jangan Anggap Siswa Seperti Kertas Kosong
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan, sistem pengajaran dengan memberikan hadiah dan hukuman dirasa sudah tidak efektif lagi diterapkan kepada anak-anak di masa sekarang."Reward and punishment itu kuno. Kalau bicara pendidikan, yang harus dibangun adalah positif disiplin," Terang Anies Baswedan pada Sabtu 12 Desember 2015.
Makna dari positif disiplin yang dimaksud adalah dengan mengupayakan suatu kondisi di mana siswa yang sedang mengalami kegagalan terpacu untuk menjadi lebih baik lagi.
Anies Baswedan juga memberikan sebuah contoh tentang dampak dari penerapan hadiah dan hukuman, dengan mencontohkan situasi ketika seorang murid sedang datang terlambat ke sekolah, kemudian gurunya menghukum murid tersebut dengan hukuman berdiri sepanjang jam pelajaran.
Dari situasi tersebut dapat kita lihat bahwa hukuman yang diberikan oleh guru sama sekali tidak berhubungan dengan datang terlambat ke sekolah.
Hal semacam itu tidak akan menjamin murid untuk tidak terlambat lagi di kemudian hari.
"Datang terlambat ke sekolah, dihukum berdiri. Nyambung enggak antara terlambat dan berdiri? Itu buat puas gurunya saja," Terang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Mantan rektor Universitas Paramadina yang sekarang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut mengajak para orangtua siswa dan pendidik untuk tidak memandang anak seperti kertas kosong. sebaiknya, para orang tua dan guru menganggap anak sebagai biji atau benih.
"Kayak kata Ki Hadjar Dewantoro, anak-anak kita seperti biji. Tugas kita, menumbuhkan biji. Akarnya enggak terlihat. Batang, daun, juga tak nampak. Tapi, kalau diberi kesempatan tumbuh, akan jadi tanaman yang indah," Tutur Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment